bandeng |
Ikan Bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun sudah punah). Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish).
Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Alasan kami memilih membudidayakan ikan bandeng karena ikan bandeng lebih cocok untuk berada di air asin,dibandingkan dengan udang windu.Selain itu budidaya ikan bandeng memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan yang lainnya dan memiliki keuntungan yang lebih besar,1 tahun bisa panen antara 2-3 kali panen.
Ikan ini merupakan komoditas budidaya yang banyak dikenal dan dikembangkan masyarakat. Teknologi budidaya yang relatif mudah dan tidak banyak kendala, harga relatif tinggi. Kebanyakan pembudidaya ( petani ) hanya melakukan budidaya bandeng pada tambak yang cukup luas dengan pola tradisional.
Pemanfaatan tambak – tambak yang cukup luas dimasyarakat perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktifitas. Penambahan PELLET sebagai makanan tambahan disamping klekap dan phytonplankton dengan menggunakan pellet dengan harapan ikan yang dibudidayakan lebih cepat besar sehingga mempercepat mengghasilkan keuntungan.
Ikan muda disebut nener dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng juga dapat diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Alasan kami memilih membudidayakan ikan bandeng karena ikan bandeng lebih cocok untuk berada di air asin,dibandingkan dengan udang windu.Selain itu budidaya ikan bandeng memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan ikan yang lainnya dan memiliki keuntungan yang lebih besar,1 tahun bisa panen antara 2-3 kali panen.
Ikan ini merupakan komoditas budidaya yang banyak dikenal dan dikembangkan masyarakat. Teknologi budidaya yang relatif mudah dan tidak banyak kendala, harga relatif tinggi. Kebanyakan pembudidaya ( petani ) hanya melakukan budidaya bandeng pada tambak yang cukup luas dengan pola tradisional.
Pemanfaatan tambak – tambak yang cukup luas dimasyarakat perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktifitas. Penambahan PELLET sebagai makanan tambahan disamping klekap dan phytonplankton dengan menggunakan pellet dengan harapan ikan yang dibudidayakan lebih cepat besar sehingga mempercepat mengghasilkan keuntungan.
Ikan muda disebut nener dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng juga dapat diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar